7 Jenis Kayu Kelas 1 Yang Populer & Bagus Untuk Furnitur
Kayu Kelas 1 - Kayu menjadi salah satu bahan baku alami yang memilki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, bahkan hingga saat ini kayu tak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia.
Ada banyak sekali jenis kayu yang dapat ditemukan di alam, apalagi Indonesia menjadi habitat beragam jenis pohon subur dengan kualitas yang cukup baik.
Baca Juga: 5 Jenis Kayu Kelas II Berdasarkan Tingkat Kuat serta Manfaatnya
Namun hanya 15% jenis kayu Indonesia yang termasuk dalam golongan kayu berkualitas tinggi berdasarkan aspek keawetannya.
Dalam pembuatan produk olahan kayu sendiri, tidak boleh sembarangan memilih jenis kayu karena itu akan berdampak pada kualitas produk yang dihasilkan nantinya.
Untuk itu kami akan memberikan rangkuman jenis kayu Indonesia yang memiliki tingkat awet tinngi, sangat baik untuk bahan pembuatan furnitur hingga kontruksi bangunan.
Berikut tujuh jenis kayu kelas 1 berdasarkan tingkat awet yang populer di Indonesia:
1. Kayu Ulin
Yang pertama ada kayu ulin yang cukup populer dari Kalimantan Timur, dikenal dengan kayu besi kayu ini menjadi primadona banyak orang.
Kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu berkualitas dengan tingkat kuat kayu kelas 1, dan tingkat awet kayu kelas 1, serta berat jenisnya yaitu 1,04.
Penamaan kayu besi pada ulin ini bukan tanpa alasan, ulin memiliki kekerasan sangat tinggi bahkan susah untuk dipotong dan di paku.
Namun dengan kekuatannya tersebut menjadikan kayu ulin bermanfaat bagi banyak sektor, seperti kontruksi jembatan, furnitur, dekorasi outdoor, material perkapalan, dermaga, dan banyak lainnya.
Keunggulan lain yang membuat kayu ulin menjadi primadona adalah ketahanannya terhadap serangan rayap, penggerek batang bahkan hingga air laut.
Baca Juga: Membahas Lengkap Kayu Ulin "Iron Wood" | Asal, Karakteristik, Manfaat & Produk
2. Kayu Merbau
Merbau merupakan jenis kayu eksotis dengan tingkat awet kayu kelas 1 yang berasal dari Indonesia.
Merbau juga dapat ditemukan diluar negri, namun di Indonesia sendiri anda dapat menemukannya di beberapa daerah seperti Kalimantan, Papua, Sulawei, Maluku dan Nusa Tenggara Timur.
Dari segi tampilannya, kayu merbau memiliki warna merah keclokatan yang khas dengan serat kayu lurus mirip dengan kelapa.
Keunikan warna serta corak dari kayu merbau ini seringkali menjadi alasan banyak orang memilihnya sebagai material furnitur, merbau memiliki daya tarik yang bagus.
Merbau juga seringkali disebut menjadi saingan dari kayu ulin, banyak orang yang juga menyebut jenis kayu ini dengan sebutan kayu besi layaknya nama lain dari kayu ulin. Kayu merbau juga memiliki tingkat keras kayu kelas I-II.
3. Kayu Jati
Salah satu kayu yang populer hingga mendunia, kayu jati sangatlah menarik untuk digunakan pada setiap bahan pembuatan furnitur.
Dengan tingkat awet kayu kelas 1 membuat kayu jati memiliki daya tahan dan masa pakai yang panjang.
Selain itu, motif atau corak dari kayu jati membuatnya menjadi pilihan banyak orang untuk menjadi furnitur interior mereka.
Namun anda perlu tahu kalau kayu jati memiliki beberapa bagian yang dibedakan sesuai grade atau kualitasnya. Grade terbaik ada pada bagian lingkar dalam pohon jati, berwarna coklat emas dengan alur yang bergelombang cantik.
Bagian terluar dari kayu jati sendiri berwarna cenderung pucat dan tidak memiliki cairan anti rayap, sehingga membuatnya mudah rusak.
Artikel Terkait: Jenis Lantai Kayu Jati dengan Harga & Karakteristiknya!
4. Kayu Sonokeling
Kayu sonokeling terkenal dengan motif kayunya yang khas dan sangat memiliki nilai artistik. Bagi anda penyuka seni mungkin akan tertarik dengan kayu satu ini.
Sonokeling merupakan kayu yang dikenal dengan nama lain sonosungu atau sonobirit. Jenis kayu ini termasuk dalam golongan kayu keras dan sering digunakan dalam bahan pembuatan furnitur.
Kayu sonokeling memiliki tingkat awet kayu kelas 1 dengan berat jenisnya yaitu 0,77 hingga 0,86 dengan kandungan air 15%.
Dari tampilannya, kayu sonokeling memiliki warna coklat kehitaman pada bagian teras atau tengah kayu. Dipadukan dengan corak loreng warna coklat tua hingga muda membuatnya terlihat sangat menawan.
Dengan beragam keunggulan yang dimilikinya, kayu ini biasanya dimanfaatkan menjadi berbagai furnitur seperti meja, kursi, rak, lemari, bahkan lantai kayu.
5. Kayu Resak
Kayu resak atau nama latinnya Cotylelobium flavum ini berasal dari hutan Kalimantan Barat.
Resak menjadi salah satu kayu dengan tingkat awet kelas 1, sehingga membuatnya sejajar dengan jenis kayu populer lain.
Tergolong dalam kayu berat hingga sedang, kayu resak ini memiliki densitas kayu pada MC 15% yaitu 490-1144(-1220) kg/m3.
Dari segi tampilan, kayu dari kalimantan ini memiliki warna merah keclokatan dengan sedikit aksen kehijauan pada bagian terasnya. Dengan pola serat yang lurus membuatnya mirip dengan kayu merbau.
Ada banyak sekali jenis spesies dari kayu resak ini, namun spesies V.cuspidate lah yang memiliki tingkat keawetan terbaik dengan mampu bertahan sampai 14 tahun lamanya.
6. Kayu Bengkirai
Bengkirai atau populer dengan nama Yellow Balau ini seringkali mendapat perhatian bagi para pengrajin kayu.
Warna coklat kekuningan yang cerah dengan daya tahan yang baik membuatnya menjadi material alternatif. Memiliki kualitas yang hampir menyerupai kayu ulin namun dengan tampilan berbeda dan harga yang lebih murah.
Di alamnya sendiri, bengkirai ini dapat tumbuh sampai ketinggian 40 meter, dan diameternya bisa mencapai 120 cm.
Kayu bengkirai secara umum termasuk dalam tingkat awet kayu kelas I, II, III yang membedakan adalah tergantung pada umur kayu tersebut. Semakin tua makan semakin tinggi kelas kayunya.
Dari segi ketahanannya, kayu bengkirai ini dapat bertahan pada luar ruangan dengan kondisi suhu dan cuaca ekstrim sekalipun. Hal tersebut membuat kami memilihnya sebagai material produk decking berkualitas.
Baca Juga: Mengenal Kayu Bengkirai dan Produk terbaik dengan harga Terjangkau
7. Kayu Kandole
Kandole menjadi salah satu tanaman kayu komersial dengan status langka yang dimilikinya.
Termasuk dalam keluarga sawo-sawoan (Sapotaceae), kayu kandole ini seringkali bermanfaat sebagai pohon peneduh hingga material bahan bangunan.
Meski memiliki tingkat awet kayu kelas 1, sayangnya kayu jenis ini tidak dapat sembarangan digunakan untuk kebutuhan pribadi maupun diproduksi menjadi produk kayu.
Sebetulnya kayu kandole ini berpotensi baik dalam pengembangan produk furnitur, akan tetapi status langka yang dimilikinya lambat laun akan menjadi punah, apalagi jika tidak ada upaya dalam melestarikannya.